“PENDEKATAN
LINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA”
Dosen pengampu :
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama : Lailatul
Fitria ( 16188201046)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29
Pasuruan
2016-2017
A. Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia
Perjalanan
pembelajaran bahasa Indonesia (PBI) tidak dapat dilepaskan dari kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia dan perkembangan studi linguistik dunia. Berkaitan
dengan perkembangan linguistik dunia, dalam praktiknya selalu terlambat diikuti
oleh PBI di Indonesia.
Pada
awal kemerdekaan, PBI dilaksanakan berdasarkan pendekatan materi. Pendekatan
seperti itu tentu bertolak pada kebiasaan pembelajaran bahasa Belanda yang
dilakukan di Indonesia pada zaman Penjajahan. Tentu pembelajaran bahasa Belanda
pada saat itu sangat dipengaruhi oleh Linguistik tradisional yang berkembang
pesat di Eropa. Kurikulum sejak zaman kemerdekaan berganti dengan kurikulum
1968 kondisinya masih tetap sama.
Pada
1975, kurikulum berubah. PBI tidak lagi menggunakan pendekatan tradisional yang
berbasis penguasaan materi tetapi berubah ke PBI berbasis pada tujuan. Setelah
kurikulum 1975 dievaluasi diganti dengan kurikulum 1984. Dengan surutnya
kurikulum 1984, pemerintah mengganti dengan kurikulum 1994. Kurikulum 1994 juga
disempurnakan, hasil penyempurnaannya adalah berupa kurikulum 2004.
Namun,
beberapa saat kemudian muncul nama baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang disahkan oleh Mendiknas dan diberlakukan mulai tahun
2006. Setelah KTSP 2006 dipandang perlu disempurnakan, pada 2013 mulai
diberlakukan kurikulum baru.
B.
Pendekatan Linguistik Tradisional dalam PBI
Asumsi linguistik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat
disebutkan sebagai berikut :
1) Studi
bahasa didasarkan pada studi filsafat.
2) Studi
bahasa bertolak dari bahasa tulis.
3) Berbahasa
harus benar berdasarkan kaidah.
Secara khusus linguistik tradisional
telah berhasil membuat kelas kata yang juga disebut penjenisan kata. Pembagian
jenis kata secara tradisional meliputi : Jenis Kata Nosional (Kata benda,
kata kerja,
kata ganti,
kata
bilangan, kata seru) dan Jenis Kata Relasional (Kata sifat/ keadaan,
kata keterangan,
kata
sambung/ penghubung, kata depan,
kata sandang). Selain itu,
linguistik tradisional juga memiliki kontribusi besar dalam ruang lingkup
sintaksis. Sintaksis atau ilmu tata kalimat memiliki cakupan pembahasan berupa
frasa, klosa, dan kalimat.
C.
Pendekatan Linguistik Struktural dalam PBI
Linguistik struktural
di pelopori oleh Ferdinan de Sausure. Sejak linguistik struktural berkembang
dan berdiri sebagai disiplin ilmu yang otonom, pengaruh linguistik tradisional
terhadap kajian bahasa dan pembelajaran bahasa mulai pudar, pengaruh linguistik
struktural semakin menguat.
Identifikasi bahasa
berdasarkan linguistik struktural yang dianggap sebagai hasil penting dari
linguistik struktural adalah teori dikotomi bahasa. Artinya, bahwa bahasa dapat
dikotomikan secara berpasang-pasangan, seperti :
1)
Langue dan Parole
2)
Paradigmatik dan
Sintagmatik
3)
Sinkronik dan
Diakronik
D.
Pendekatan PBI Secara Komunikatif
Pendekatan
pengajaran bahasa berdasarkan teori pragmatik, sebelumnya menimbulkan pro dan
kontra. Pendapat yang kontra menyatakan bahwa studi bahasa secara pragmatik
berada di luar ruang lingkup kajian linguistik. Bagi kelompok yang pro bahwa
kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian bahasa secara
linguistik.
Menurut
Pranomo (2015: 64) dari pendapat yang pro dan kontra tersebut, sependapat bahwa
kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik.
Kedua-duanya mengkaji bahasa. Linguistik mengkaji secara internal tanpa
memperhatikan aspek eksternal, sedangkan pragmatik mengkaji bahasa dari aspek
eksternal, tetapi sebenarnya tidak dapat melepaskan diri dari aspek internal
bahasa.
Daftar Pustaka : Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daftar Pustaka : Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Komentar
Posting Komentar