“ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA”
Dosen pengampu :
M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd
Disusun Oleh :
Lailatul Fitria (16188201046)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
2019
A. ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA
1. Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Mendengarkan merupakan proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan. Tingkatan asesmen kemampuan mendengarkan dapat digolongkan atas : (1) asesmen mendengarkan tingkat ingatan; (2) asesmen mendengarkan tingkat pemahaman; (3) asesmen mendengarkan tingkat penerapan; (4) asesmen mendengarkan tingkat analisis; (5) asesmen mendengarkan tingkat sintesis; dan (6) asesmen mendengarkan tingkat evaluasi.
Bentuk asesmen mendengarkan meliputi :
- Identifikasi peristiwa atau kejadian
- Identifikasi tema cerita
- Identifikasi topik percakapan
- Menjawab pertanyaan wacana
- Merumuskan inti wacana
- Menceritakan kembali
2. Asesmen Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan prasaan. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Bentuk-bentuk asesmen berbicara sebagai berikut :
- Berbicara singkat berdasarkan gambar
- Wawancara
- Menceritakan kembali
- Pidato/berbicara bebas
- Percapakan terpimpin
- Diskusi
3. Asesmen Keterampilan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Tujuan pembelajaran membaca terdapat pada proses membaca dan hasil yang dicapai melalui kegiatan membaca. Tingkatan kognitif dalam asesmen kemampuan membaca dapat dibuat secara berjenjang. Berikut ini tingkatan menurut Bloom. Taksonomi Bloom pada domain kognitif berupa 6 tingkat kognisi : ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari taksonomi ini dapat disusun taksonomi membaca tingkat literal, interpretatif, dan kreatif.
Membaca literal meliputi :
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
Membaca interpretatif meliputi :
a. Terapan
Membaca kreatif meliputi :
a. Analisis
b. Sintesis
c. Evaluasi
Bentuk-bentuk pengukuran kemampuan membaca yang dapat dilakukan oleh guru adalah : (1) Tes "cloze"; (2) membaca sekilas; (3) membaca teknik; (4) menjawab pertanyaan bacaan; (5) meringkas isi bacaan; (6) Kritis terhadap tulisan.
4. Asesmen Keterampilan Menulis
Menulis adalah pengekspresian ide, gagasan, pikiran atau prasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Pendekatan yang dilakukan pada tes menulis antara lain: pendekatan diskret, pendekatan integratif, pendekatan pragmatik atau komunikatif.
Bentuk-bentuk asesmen kemampuan menulis : (1) tes unsur-unsur kemampuan menulis; (2) menulis reproduksi; (3) menulis produksi.
B. ASESMEN ASPEK KESASTRAAN
Asesmen penguasaan aspek kesastraan dapat disusun secara bertingkat mulai dari tingkat ingatan sampai evaluasi sebagai berikut :
1. Asesmen Penguasaan Sastra Tingkat Ingatan
Menghendaki siswa untuk mengungkapkan kembali kemampuan ingatannya yang berhubungan dengan fakta, konsep, pengertian, definisi, deskripsi, dan sebagainya.
2. Asesmen Penguasaan Sastra Tingkat Pemahaman
Menghendaki siswa untuk mampu memahami, membedakan, dan menjelaskan fakta, hubungan antarkonsep, dan lain-lain yang sifatnya lebih dari sekedar mengingat.
3. Asesmen Penguasaan Sastra Tingkat Analisis
Menuntut siswa untuk mampu melakukan kerja analisis terhadap karya sastra yang telah dibacanya.
4. Asesmen Penguasaan Sastra Tingkat Sintesis
Menuntut siswa untuk mampu mengkategorikan, menghubungkan dan mengkombinasikan, menjelaskan, dan meramalkan hal-hal yang berkenaan dengan unsur-unsur karya sastra dan antarkarya sastra.
5. Asesmen Penguasaan Sastra Tingkat Evaluasi
Menuntut siswa untuk mampu melakukan penilaian terhadap berbagai masalah kesastraan, baik karya sastra dengan berbagai unsurnya maupun kehidupan sastra secara keseluruhan.
Sesuai pendapat Endrawara (2005), penilaian unjuk kerja kesastraan siswa sebagai hasil pembelajaran jufa dilakukan lewat keempat kemampuan bahasa tersebut, baik secara aktif-reseptif maupun aktif-produktif.
1. Asesmen Keterampilan Mendengarkan
Asesmen kompetensi kesastraan yang dilakukan lewat mendengarkan secara khusus : setelah mendengarkan wacana , siswa diberi soal ujian objektif dan mengungkapkan kembali isi wacana secara lisan atau tertulis.
2. Asesmen Keterampilan Berbicara
Siswa menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang diperdengarkan atau yang dibaca dan kemudian diikuti tugas diskusi.
3. Asesmen Keterampilan Membaca
Kemampuan membaca yang dilatihkan untuk teks-teks kesastraan dapat berupa membaca puisi, deklamasi, membaca cerpen/novel, membaca drama.
4. Asesmen Keterampilan Menulis
Ada 2 macam tugas menulis : (1) menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesastraan contoh : membuat parafrase puisi,membuat sinopsis novel dan cerpen; (2) menulis kreatif contoh : menulis puisi, cerita pendek, drama sederhana.
DAFTAR PUSTAKA :
Wahyuni, sri dan Syukur Ibrahim, Abd. 2014. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama.
Komentar
Posting Komentar